Citizen reporter
apt. Bustanul Arifin, S.Farm., M.Sc, MPH., Ph.D.
Dosen Fakultas Farmasi Unhas
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di SMA Negeri 2 Sidrap, Sulawesi Selatan pada Selasa 19 November 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 300 siswa kelas 3 SMA beserta guru pendamping.
Selain sebagai bentuk implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis Fakultas Farmasi Unhas.
Pada kesempatan yang sama, Fakultas Farmasi Unhas juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap sebagai wujud kolaborasi untuk meningkatkan edukasi dan layanan kesehatan masyarakat.
Kegiatan pengabdian yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 11.30 WITA ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda tentang HIV/AIDS dan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP HIV). Acara dimulai dengan registrasi peserta dan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa mengenai HIV/AIDS dan PrEP HIV.
Selanjutnya, apt. Bustanul Arifin, S.Farm., M.Sc., MPH., Ph.D., dosen Farmasi Klinis dan Komunitas Unhas yang salah satu fokus penelitiannnya pada HIV/AIDS, menyampaikan materi secara interaktif dan mudah dipahami oleh remaja.
Materi yang diberikan meliputi dasar-dasar pengetahuan tentang HIV/AIDS, cara penularan, dampak kesehatan dan sosialnya, serta pentingnya PrEP HIV sebagai salah satu metode pencegahan. Dalam sesi penyuluhan ini, materi disampaikan melalui berbagai media seperti video edukatif, gambar ilustratif, dan diskusi santai yang melibatkan siswa secara aktif.
Pendekatan ini dirancang agar siswa merasa nyaman dalam mengajukan pertanyaan serta memberikan pendapat mereka. Doorprize juga diberikan untuk menambah semangat siswa selama acara berlangsung.
“Relevansi edukasi ini sangat tinggi mengingat siswa SMA berada pada tahap perkembangan yang rentan terhadap perilaku berisiko. Dengan pemahaman yang mendalam tentang HIV/AIDS, siswa diharapkan dapat membuat keputusan yang bijak terkait kesehatan reproduksi, melindungi diri mereka sendiri, dan turut serta mengurangi stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV/ODHA)” ujar apt. Bustanul.
Lebih lanjut, apt. Bustanul Arifin, Ph.D., menjelaskan tentang PrEP HIV yang telah tersedia, namun pengawasan dan pelaporannya dilakukan sangat ketat. Selain itu, beberapa fakta yang menunjukkan telah terjadi ‘akibat salah pemahaman terkait penggunaan PrEP’.
“Akibat edukasi yang kurang memadai saat ini dibeberapa negara, termasuk Indonesia sehingga peningkatan orang dengan penyakit menular seksual semakin meningkat. PrEP memang secara ilmiah terbukti efektif terhadap HIV, namun harus diwaspadai bahwa masih banyak penyakit menular seksual lainnya yang mengintai” ujarnya.
Siswa yang mengikuti kegiatan ini dengan sangat serius. Siswa sangat antusias menyampaikan beberapa pertanyaan, seperti apakah obat untuk menyembuhkan HIV sudah ditemukan? dan apakah penggunaan rokok elektrik (vape) dapat menjadi sumber penularan HIV/AIDS?.
Selaku pemateri, apt. Bustanul Arifin, Ph.D., menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV secara total, namun terapi antiretroviral (ARV) dapat menekan perkembangan virus sehingga ODHIV/ODHA dapat menjalani hidup dengan lebih baik, produktif dan berkualitas.
Sementara itu, terkait vape, dijelaskan bahwa HIV tidak dapat menular melalui penggunaannya, namun pola hidup sehat tetap harus dijaga.
“Berdasarkan pengalaman, kebiasaan merokok dengan berganti-ganti (1 batang rokok dihisap oleh beberapa orang), dapat menjadi sebab gangguan pernapasan atau sumber penularan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan manusia, misalnya TBC”.
“Olehnya itu, kita semua harusnya sadar dan dapat membedakan barang-barang pribadi yang tidak bisa dibagi penggunaannya dengan orang lain, agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari” ujarnya.
Hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman siswa mengenai HIV/AIDS dan PrEP HIV. Peserta memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini.
Muhammad Nur Fadhil, salah seorang siswa, menyatakan bahwa ia mendapatkan banyak wawasan baru yang penting untuk melindungi diri dari HIV/AIDS. Dua siswa lainnya, Revi Ramadani dan Miftahul Jannah, juga menyampaikan harapan agar teman-temannya lebih peduli terhadap sikap dan perilaku untuk menghindari risiko HIV/AIDS.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sidrap juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini dan berharap edukasi semacam ini dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya HIV/AIDS serta memberikan bekal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pihak sekolah berharap agar kegiatan seperti ini rutin dilakukan secara berkala (tidak hanya pada saat masa penerimaan siswa baru saja).
Dekan Fakultas Farmasi Unhas, Prof. Dr. rer.nat. Marianti A. Manggau, Apt. menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini sebagai langkah nyata perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Prof. Marianti berpesan akan pentingnya sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk mencapai dampak yang lebih luas.
“Tim Fakultas Farmasi melakukan kegiatan edukasi ke siswa SMA Negeri 2 Sidrap. Disamping itu, saya bersama tim juga memperkuat kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU)”.
“Penandatanganan ini bertujuan untuk mendukung program-program kesehatan masyarakat yang lebih luas, termasuk peningkatan akses informasi kesehatan di sekolah-sekolah dan masyarakat umum” ujar dekan Fakultas Farmasi.
Lebih lanjut, Prof. Dr. rer.nat. Marianti A. Manggau, Apt. menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan ini menjadi bukti kontribusi Fakultas Farmasi Unhas dalam mendukung upaya kolaboratif demi peningkatan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.
“Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi Unhas menunjukkan komitmen nyata dalam memberikan edukasi yang berdampak langsung kepada masyarakat. Dengan pendekatan yang informatif, interaktif, dan ramah remaja, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa SMA Negeri 2 Sidrap, tetapi juga memperkuat kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS” ujarnya.
Disamping dosen dan tenaga kependidikan, mahasiswa S2 dan S3 Fakultas Farmasi Unhas pun juga ikut dalam kegiatan ini, terutama mahasiswa peminatan farmasi klinis dan komunitas. Mahasiswa S2 dan S3 mendapatkan pengalaman berharga bahwa penelitian pada bidang keilmuan farmasi klinis dan komunitas ini, menuntut peneliti dengan kemampuan akses, dan kolaborasi yang baik.
Kemampuan lain yang juga harus dimiliki mereka adalah kemampuan untuk mendengarkan ‘pendapat orang lain’ agar nantinya data yang dianalisis untuk penelitian mereka dapat memberikan gambaran yang sesuai.
Kegiatan ini mendapatkan bantuan dana dari Fakultas Farmasi Unhas. Panitia pelaksana menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan semua pihak yang telah membantu sehingga kegiatan ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan.










